![]() |
Novak Djokovic saat melawan Jannik Sinner di semifinal Wimbledon 2025, Jumat (11/7/2025). [Foto: USA Today] |
Jakarta - Novak Djokovic harus angkat koper dari Wimbledon 2025 usai dihajar Jannik Sinner tiga set langsung 3-6, 3-6, 4-6 di semifinal, Jumat (11/7). Cedera paha kiri yang sudah mengganggu sejak perempat final membuatnya tak berdaya di Centre Court.
Sinner tampil garang sejak awal. Petenis Italia itu mematahkan servis Djokovic di gim ketujuh set pertama, lalu menutupnya 6-3. Di set kedua, Djokovic yang pincang tak mampu menahan groundstroke keras dan servis Sinner yang tembus 204 km/jam. Set kedua kembali jadi milik Sinner, 6-3.
Drama berlanjut di set ketiga saat Djokovic sempat menyelamatkan dua match point di gim kesembilan. Tapi semuanya sia-sia. Sinner mengakhiri perlawanan lewat forehand winner di gim ke-10, memastikan tiket final dalam 1 jam 55 menit.
"It was a nasty fall. It was very awkward. Obviously, my body is not the same today like it was before," ujar Djokovic soal cederanya, merujuk insiden jatuh saat melawan Flavio Cobolli di perempat final.
Cedera itu membuat Djokovic batal latihan sehari sebelum semifinal meski sudah mendapat perawatan intensif tim medis selama dua hari. Rasa sakit tetap membatasi geraknya sepanjang pertandingan.
Kemenangan ini membawa Sinner ke final untuk menghadapi Carlos Alcaraz, Minggu (13/7), mengulang duel final Roland-Garros sebulan lalu. Sementara Djokovic gagal menyamai rekor delapan gelar Wimbledon milik Roger Federer dan meraih Grand Slam ke-25.
Meski begitu, 2025 tetap jadi tahun bersejarah buat Djokovic yang sudah mengoleksi medali emas Olimpiade Paris 2024 dan melengkapi Golden Slam. "Medali emas Olimpiade 2024 jadi kepingan terakhir yang membawa Djokovic melengkapi Golden Slam," lapor Detik.com sebelumnya.
Di luar lapangan, hubungan Djokovic dengan publik Inggris juga mencuri perhatian. Jika dulu kerap dicueki, kini ia justru menuai simpati. "Le Serbe, sept fois titré à Londres, jouit d’un étonnant regain de popularité auprès des spectateurs britanniques," tulis Le Monde, menggambarkan lonjakan popularitasnya di mata penonton Inggris. (mis)