BREAKING NEWS

Zona Kreasi JCH Ramaikan Kumpul Bunda FYP, Perempuan Diajak Berdaya Lewat Kreativitas

Peserta mengikuti workshop menghias outer dengan ruffle dan manik-manik di acara Zona Kreasi Jakarta Creative Hub
Peserta mengikuti workshop menghias outer menggunakan ruffle dan manik-manik dalam kegiatan Zona Kreasi di Jakarta Creative Hub (JCH), Jakarta Selatan, Sabtu (2/11/2025). Acara ini menjadi bagian dari rangkaian Kumpul Bunda FYP bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi). [Foto: Amiri Yandi/Infopublik.id]

 Jakarta, relasinasional.com — Zona Kreasi yang digelar Jakarta Creative Hub (JCH) pada 1–2 November 2025 menjadi magnet tersendiri dalam acara Kumpul Bunda FYP bersama Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi). Lewat berbagai workshop seperti membuat outer berhias ruffle dan beads, punch needle, hingga meracik jamu tradisional, kegiatan ini mendorong perempuan dan keluarga untuk menumbuhkan kreativitas serta kemandirian ekonomi di era digital.


Suasana di Blok M Hub, Jakarta Selatan, sejak pagi tampak ramai. Puluhan peserta dari berbagai daerah, mulai dari Bogor hingga Tangerang, antusias mengikuti pelatihan yang dipandu langsung oleh pelaku industri kreatif muda. Tak hanya kaum ibu, peserta juga datang dari kalangan mahasiswa, pelajar, hingga lansia berusia di atas 65 tahun.


Cesil, pendiri sekaligus co-founder Jakarta Creative Hub, menjelaskan kegiatan ini merupakan kolaborasi dengan Kinika The Label—jenama lokal yang berfokus pada fesyen berkelanjutan. “Workshop kali ini kolaborasi antara Jakarta Creative Hub dengan Kinika The Label. Peserta diajak menghias outer menggunakan ruffle dan manik-manik. Jadi mereka benar-benar mulai dari bahan mentah, dipotong, dijahit, lalu dibentuk jadi hiasan yang estetik,” ujar Cesil di sela acara, Minggu (2/11/2025), dikutip dari Infopublik.id.


Antusiasme peserta disebutnya tinggi. Bahkan, karya para lansia tak kalah menarik dibandingkan anak muda. “Ada ibu-ibu di atas 65 tahun, tapi hasilnya bagus banget. Anak-anak SD juga ada yang bantuin mamanya. Jadi suasananya lintas usia, seru, dan penuh kebersamaan,” tambahnya.


Dalam sesi punch needle, peserta belajar teknik dasar menyulam modern yang tengah naik daun di dunia crafting. Sementara di kelas jamu, para ibu mempraktikkan cara meracik minuman tradisional sehat dengan bahan alami yang mudah ditemukan di rumah.


Melalui pendekatan interaktif ini, Kemkomdigi berharap pelatihan dapat membuka peluang ekonomi baru bagi perempuan. Karya peserta bahkan bisa dipasarkan secara daring melalui platform TunasDigital.id, wadah literasi dan ekonomi kreatif yang diluncurkan Kemkomdigi.


“Harapannya, acara seperti ini bisa diperpanjang dan lebih banyak tenant ikut bergabung tahun depan. Kalau bisa seminggu penuh biar makin ramai,” kata Cesil penuh semangat.


Jakarta Creative Hub sendiri merupakan fasilitas publik milik Pemprov DKI Jakarta yang mendukung pelaku ekonomi kreatif di bidang desain, fesyen, dan kerajinan tangan. Dalam acara ini, mereka juga membuka booth merchandise yang menjual keychain, ponstrap, stiker, dan camilan tradisional.


Setiap pembelian produk di atas Rp99.000 mendapat layanan gratis personal color analysis untuk menentukan warna busana yang cocok. “Kami ingin pengalaman di Zona Kreasi bukan cuma soal membuat kerajinan, tapi juga mengenal diri lewat warna dan karya. Karena dunia kreatif itu dekat dengan ekspresi diri,” jelas Cesil.


Zona Kreasi menjadi bagian dari kampanye literasi digital keluarga melalui TunasDigital.id. Melalui ruang ini, perempuan didorong untuk berani berkreasi, saling berbagi ilmu, dan menjadikan platform digital sebagai jembatan antara hobi dan peluang usaha.


Kolaborasi seperti ini, menurut penyelenggara, memperkuat ekosistem kreatif yang inklusif dan partisipatif. “Kami mendukung penuh kegiatan yang melibatkan komunitas ibu dan keluarga. Karena dari rumahlah kreativitas bangsa tumbuh,” ujarnya.


Nadia, mahasiswa seni dari Universitas Negeri Jakarta, mengaku senang bisa belajar langsung dari pelaku industri. “Awalnya cuma ingin tahu cara jahit ruffle, tapi ternyata bisa sekreatif ini. Rasanya bangga banget bisa bawa pulang karya buatan sendiri,” ucapnya.


Ibu Rina, peserta berusia 67 tahun asal Depok, juga antusias. “Saya senang sekali bisa belajar hal baru. Ternyata bikin hiasan baju itu nggak susah, asal sabar. Semoga tahun depan bisa ikut lagi,” katanya.


Zona Kreasi bukan sekadar pelatihan, tapi juga ruang interaksi pelaku usaha kecil dan rumah tangga. Peserta saling berbagi pengalaman, ide bisnis, dan membentuk jejaring kreatif yang potensial berkembang ke ranah wirausaha digital.


Kegiatan ini sejalan dengan implementasi Asta Cita pemerintah Prabowo–Gibran, khususnya peningkatan kualitas manusia Indonesia dan percepatan transformasi digital inklusif. Dari pelatihan sederhana seperti menghias outer dengan manik dan ruffle, lahir nilai-nilai besar tentang ketekunan, kolaborasi, dan kemandirian perempuan Indonesia.


Dengan antusiasme yang tinggi, penyelenggara berharap Zona Kreasi bisa menjadi agenda tahunan dalam kegiatan literasi digital keluarga. “Kreativitas adalah pintu pertama menuju kemandirian. Kalau ibu-ibu bisa berkarya, mereka juga bisa berdaya,” tutup Cesil. (ip/red)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image