Ojek Khusus Perempuan Hadir di Banda Aceh, Aman dan Berdayakan Kaum Hawa
![]() |
| Logo Komunitas Ojek Akhwat Syiah Kuala (KOALA), layanan ojek khusus perempuan di Banda Aceh. [Foto: Dok. KOALA] |
Banda Aceh, relasinasional.com — Perempuan di Banda Aceh kini tak perlu lagi canggung saat naik ojek. Sebuah layanan ojek khusus perempuan resmi hadir, dikemudikan oleh perempuan dan hanya melayani penumpang perempuan. Inisiatif ini tak hanya menjawab kebutuhan keamanan, tapi juga membuka peluang ekonomi bagi perempuan di Serambi Mekkah.
Ide tersebut berawal dari keresahan Farah, seorang mahasiswi di Banda Aceh, yang kerap mendengar cerita teman-temannya merasa tidak nyaman menumpang ojek konvensional dengan pengemudi pria. Dari pengalaman itu, Farah bertekad membuat layanan transportasi alternatif yang lebih aman dan empatik.
“Awalnya cuma bantu teman-teman kampus yang butuh antar jemput. Tapi lama-lama banyak yang minta juga, akhirnya kami bikin sistem pemesanan lewat WhatsApp,” ujar Farah, Rabu (30/10/2025).
Untuk menggunakan layanan ini, pelanggan cukup mengirim pesan ke WhatsApp +62 852-7580-3544, dan pengemudi perempuan akan datang sesuai lokasi penjemputan. Sistemnya sederhana, tapi antusiasme masyarakat luar biasa.
Kini, layanan ojek perempuan ini kian populer di kalangan mahasiswi, pekerja kantoran, hingga ibu rumah tangga. Banyak yang merasa lebih nyaman, terutama saat bepergian malam hari atau ke tempat sepi.
Selain menjamin keamanan, layanan ini juga menjadi bentuk pemberdayaan perempuan. Banyak perempuan di Banda Aceh yang kini bergabung sebagai pengemudi, memanfaatkan kesempatan ini untuk menambah penghasilan tanpa melanggar nilai-nilai syariat.
“Di sini, kami bukan hanya mengantar penumpang. Kami saling mendukung sebagai sesama perempuan,” kata Farah.
Langkah kecil Farah ini menjadi contoh nyata bagaimana empati bisa melahirkan solusi sosial. Di tengah kebutuhan transportasi yang terus tumbuh, kehadiran ojek perempuan di Banda Aceh menjadi simbol perubahan bahwa keamanan dan kemandirian bisa berjalan beriringan.
“Kami ingin perempuan di Banda Aceh bisa bergerak bebas tanpa rasa takut. Ini bukan sekadar ojek, tapi simbol solidaritas sesama perempuan,” tutup Farah dengan senyum hangat. (Ichsan/Red)

