Kisah Ryan Jombang, Pembunuh Berantai yang Habisi 11 Nyawa
![]() |
| Ryan Jombang digiring petugas usai pengungkapan kasus pembunuhan berantai yang menggemparkan Indonesia. [Foto: Istimewa] |
Jakarta, relasinasional.com — Very Idham Henyansyah, atau yang lebih dikenal sebagai Ryan Jombang, pernah membuat publik Indonesia gemetar ketakutan. Antara tahun 2006 hingga 2008, ia menghabisi 11 orang dengan cara brutal dan keji, menjadikannya salah satu pembunuh berantai paling mengerikan di Indonesia.
Ryan lahir di Jombang, Jawa Timur, pada 1 Februari 1978. Masa kecilnya tampak biasa saja. Ia dikenal periang, pandai menari, dan akrab dengan banyak teman. Tak ada yang menyangka, di balik kepribadiannya yang supel, tersimpan sisi gelap yang kelak akan menjerumuskannya dalam aksi berdarah.
Perjalanan hidupnya berubah ketika pindah ke Jakarta. Di ibu kota, Ryan sempat bekerja sebagai instruktur senam dan dikenal di kalangan komunitasnya. Namun pada 2008, namanya tiba-tiba memenuhi halaman utama media setelah polisi menemukan mayat termutilasi di Jakarta.
Penyelidikan panjang mengarah pada Ryan. Saat aparat mendatangi rumah keluarganya di Jombang, mereka dibuat terkejut: beberapa jenazah lain ditemukan terkubur di halaman belakang rumah tersebut.
Dalam interogasi, Ryan mengaku telah membunuh total 11 korban. Motifnya beragam — mulai dari dendam pribadi hingga konflik asmara. Aksi-aksinya dilakukan dengan tenang dan tanpa penyesalan. Kasus ini pun segera menjadi topik nasional dan membuka diskusi luas tentang kondisi psikologis pelaku kejahatan ekstrem.
Pada 6 April 2009, Pengadilan Negeri Depok menjatuhkan vonis mati terhadap Ryan. Ia sempat mengajukan banding, kasasi, hingga peninjauan kembali (PK), namun seluruh upaya hukumnya kandas di Mahkamah Agung.
Kini, Ryan menjalani hari-harinya di Lapas Kelas 1 Kesambi, Cirebon. Meski sudah divonis mati sejak belasan tahun lalu, eksekusinya belum pernah dilakukan. Ia menjadi salah satu terpidana mati yang paling lama menunggu eksekusi di Indonesia.
Kasus Ryan Jombang masih terus menarik perhatian publik. Ceritanya berkali-kali diangkat dalam program investigasi, buku kriminal, hingga dokumenter televisi. Banyak pihak menilai, kasus ini bukan hanya tentang pembunuhan, tetapi juga potret kelam dari trauma, amarah, dan kehidupan ganda yang akhirnya meledak menjadi tragedi.
Hingga kini, kisah Ryan Jombang tetap menjadi pengingat bahwa kejahatan bisa lahir dari sosok yang tampak biasa, dan bahwa sisi tergelap manusia sering kali tersembunyi di balik wajah yang tampak ramah.

