Iklan

Sulit Dapatkan Air Bersih, Masyarakat Langsa Baro Terpaksa Ambil Air di Kolam Tadah Hujan Buatan

relasinasional
28 Agustus 2021 | 19:59 WIB Last Updated 2021-10-24T07:59:08Z

Sulit Dapatkan Air Bersih, Masyarakat Langsa Baro Terpaksa Ambil Air di Kolam Tadah Hujan BuatanWarga desa Pondok Kelapa, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa saat mengambila air hujan di kolam tadah buatan
 


Relasi Nasional | Langsa - Pagi ini hujan turun lebih lama, disambut dengungan sang katak menggema di sepanjang jalan menuju desa Pondok Kelapa, Kecamatan Langsa Baro, Kota Langsa, Provinsi Aceh . Sesampai di sana kami melihat para warga mulai bersiap-siap dengan menenteng beberapa jerigen dengan berbagai ukuran. Wajah gembira terlihat jelas diselingi beberapa candaan ringan khas warga desa.


Bagi mereka hujan merupakan suatu anugerah yang harus disambut dengan suka cita. Anak-anak menghabiskan waktunya untuk bermain hujan, ibu-ibu mulai mengeluarkan stok jerigen kosong untuk diisi Kembali, tak lupa juga dibawa cucian yang menumpuk. Mereka berkumpul dan mengantri dengan rapi di pinggiran kolam tadah hujan buatan yang ukurannya sekitar 70 m2 dengan kedalaman berkisar 10 cm -70 cm saja.

Disini hujan adalah emas, tidak ada hujan berarti separuh kehidupan telah hilang” ujar salah satu ibu-ibu sambil menenteng jerigen".


Faktanya, setiap warga di desa Pondok Kelapa, khususnya Dusun Alue Rimau harus membeli air minimal Rp. 300.000 setiap bulannya saat musim penghujan. Tetapi ketika musim kemarau tiba, mereka harus rela merogoh kocek lebih dalam sampai dengan Rp.500.000 perbulannya.

Warga disini berprofesi sebagai buruh tani karet dengan penghasilan rata-rata Rp.800.000 - Rp. 1.000.000 perbulannya. Sangat disayangkan ketika sebagian penghasilannya terpakai untuk membeli air dimana masih banyak kebutuhan lain yang harus dipenuhi seperti pendidikan anak, kebutuhan pangan dan kesehatan.

Kami ini cuma buruh tani karet, sebenarnya sangat dilema saat musim hujan tiba, susah sekali mengumpulkan getah karet, tetapi bersyukur karena tidak harus beli air, tetapi begitu musim kemarau, getahnya bisa diambil banyak, tetapi uang banyak habis untuk beli air bersih” Ujar Jamil warga setempat

Tak seberapa jauh dari pemukiman, terdapat sebuah musholla yang hanya digunakan saat bulan Ramadhan untuk solat tarawih. Itupun karena ada beberapa dermawan dari luar desa yang menyedekahkan air untuk keperluan wudhu. Selebihnya musholla ini terbengkalai begitu saja.

Jadi jangan berharap ada kumandang azan lima waktu apalagi solat berjamaah. Semua warga disini memanfaatkan rumahnya sebagai tempat berjamah bersama keluarganya saja.

Bukan hanya itu, air yang selama ini dikonsumsi juga sering berdampak buruk bagi Kesehatan masyarakat, buktinya dua hari yang lalu salah satu warga harus dioperasi karena penyakit kencing batu. Dan ternyata masih banyak lagi masyarakat yang mengalami penyakit serupa.

Bisa kita bayangkan, gimana susahnya hidup di desa ini, ditengah keterbatasan penghasilan tetapi harus berjuang untuk mendapatakan air bersih dengan harga mahal.

 

Sulit Dapatkan Air Bersih, Masyarakat Langsa Baro Terpaksa Ambil Air di Kolam Tadah Hujan Buatan

Kabar baiknya, ACT Langsa mengajak semua elemen masyarakat untuk sama-sama membangun sumur wakaf untuk Masyarakat Pondok Kelapa, di dusun Alue Rimau melalui rekening BSI (ex BSM) 7164169067 a.n Aksi Cepat Tanggap atau hubungi kami di 0822 9720 7127. (Rel)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Sulit Dapatkan Air Bersih, Masyarakat Langsa Baro Terpaksa Ambil Air di Kolam Tadah Hujan Buatan

Trending Now

Iklan