421 Santri Ikuti Seleksi Beasiswa Tahfidh, Bireuen Gelontorkan Rp470 Juta
Bireuen — Sebanyak 421 santri dari berbagai dayah mengikuti Seleksi Beasiswa Santri Tahfidh yang digelar di Kantor Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Bireuen, Senin (4/8/2025). Ajang ini memperebutkan 222 kuota beasiswa bagi para penghafal Al-Qur’an dari berbagai tingkatan hafalan.
Seleksi resmi dibuka pukul 09.00 WIB oleh Kepala Dinas Pendidikan Dayah Bireuen, Anwar, S.Ag, M.A.P. Para peserta berasal dari dalam dan luar kabupaten, namun seluruhnya wajib menunjukkan bukti domisili sebagai warga Bireuen berupa Kartu Keluarga dan surat pengantar dari pimpinan dayah masing-masing.
Program ini terbagi dalam tujuh kategori berdasarkan jumlah hafalan, mulai dari 1 juz hingga 30 juz. Kategori dengan jumlah peserta terbanyak adalah hafalan 1 juz (Juz Amma) dengan 154 santri, namun kuota hanya tersedia untuk 115 orang. Di kategori 3 juz, tercatat 97 peserta bersaing memperebutkan 28 kuota. Sementara di kategori 30 juz, hanya ada 7 peserta dengan kuota empat orang.
Besaran beasiswa bervariasi, mulai dari Rp1,3 juta untuk santri penghafal 1 juz hingga Rp10 juta untuk penghafal 30 juz. Total anggaran yang dikucurkan Pemerintah Kabupaten Bireuen mencapai Rp470 juta. Dana tersebut bersumber dari DPA Tahun Anggaran 2025 Dinas Pendidikan Dayah.
“Ini bukan hanya tentang jumlah hafalan, tapi tentang membentuk karakter Qur’ani: adab, kesungguhan, dan tanggung jawab menjaga kalamullah. Kita ingin para hafizh ini tumbuh menjadi pemimpin masa depan,” ujar Anwar dalam sambutannya.
Ia menegaskan, program ini merupakan investasi jangka panjang bagi pembangunan moral masyarakat.
“Kita tidak sekadar membangun infrastruktur fisik, tapi juga membangun benteng nilai melalui dada-dada santri yang bersinar dengan hafalan Al-Qur’an,” tambahnya.
Salah satu peserta dari Kecamatan Jeumpa yang mengikuti seleksi kategori 10 juz mengaku senang dan termotivasi mengikuti program ini.
“Bagi saya, ini bukan hanya tentang mendapatkan beasiswa, tapi juga tentang membuktikan bahwa menjadi hafizh itu sebuah kehormatan,” katanya.
Panitia menyampaikan seleksi dilakukan secara objektif, menilai aspek hafalan, tajwid, hingga adab dalam membaca Al-Qur’an. Proses seleksi akan berlangsung selama beberapa hari, dan hasil akhir akan menentukan siapa saja yang berhak menerima beasiswa.
Lewat program ini, Pemkab Bireuen terus memperkuat identitasnya sebagai Kota Santri dan pusat pertumbuhan generasi Qur’ani di Aceh.
(mis)

