Dukun AS, Pembunuh 42 Wanita demi Ilmu Hitam yang Bikin Indonesia Gempar
![]() |
| Ahmad Suradji atau Dukun AS saat memberikan keterangan dalam persidangan di Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, Deli Serdang. |
Medan, relasinasional.com — Nama Ahmad Suradji alias Dukun AS masih menjadi salah satu kisah kriminal paling kelam dalam sejarah Indonesia. Dalam rentang waktu lebih dari satu dekade, pria asal Deli Serdang ini menghabisi 42 wanita dengan alasan ritual mistik demi kesaktian.
Ahmad Suradji lahir pada 10 Januari 1949 di Desa Sei Semayang, Sumatera Utara. Masa kecilnya jauh dari teladan. Ia dikenal kerap berbuat onar dan pernah dipenjara karena mencuri lembu. Di kampungnya, ia dijuluki “Nasib Kelewang” karena gemar membawa senjata tajam jenis kelewang ke mana-mana.
Kehidupan pribadinya tak kalah nyeleneh. Ahmad menikahi tiga kakak beradik sekaligus yang tinggal serumah dengannya dan dikaruniai sembilan anak. Salah satu dari istrinya, Tumini, kelak ikut terseret dalam kasus pembunuhan yang mengguncang publik.
Motifnya di luar nalar. Dalam pengakuannya, Ahmad mengaku mendapat wangsit lewat mimpi dari arwah ayahnya. Ia diperintahkan untuk membunuh 70 wanita agar mendapatkan kesaktian luar biasa. Namun sebelum mencapai angka itu, aksinya keburu terhenti di tangan aparat.
Korban-korban Ahmad adalah wanita yang datang kepadanya untuk meminta bantuan spiritual. Dengan modus ritual pembersihan diri, mereka dijerat, dibunuh, lalu dikuburkan di kebun tebu dengan posisi kepala di bawah. Polisi kemudian menemukan 42 jasad wanita di area kebun tebu yang sama—sebuah pemandangan yang membekas dalam sejarah kriminal Indonesia.
Kasus ini terbongkar pada April 1997, saat jasad seorang wanita bernama Sri Kemala Dewi ditemukan. Penyelidikan polisi mengarah ke rumah Ahmad Suradji, tempat ditemukan pakaian dan perhiasan milik para korban. Awalnya Ahmad hanya mengakui satu pembunuhan. Namun setelah interogasi panjang, ia akhirnya mengaku membunuh puluhan wanita lain.
Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Lubuk Pakam, Ahmad mencoba mencabut pengakuannya. Ia mengklaim bahwa pernyataan sebelumnya keluar karena tekanan penyidik. Namun hakim menilai bukti-bukti yang diajukan sudah cukup kuat untuk menjeratnya.
Pada 27 April 1998, majelis hakim menjatuhkan vonis mati kepada Ahmad Suradji. Sementara istrinya, Tumini, divonis penjara seumur hidup karena turut membantu aksi keji tersebut. Putusan itu dikuatkan hingga tingkat kasasi.
Eksekusi mati dilakukan pada 10 Juli 2008 malam oleh regu tembak Brimob di Deli Serdang. Meski sempat memicu perdebatan soal hukuman mati, Kejaksaan Agung menegaskan seluruh prosedur eksekusi berjalan sesuai hukum.
Nama Dukun AS tak lantas hilang dari ingatan publik. Kisahnya bahkan diangkat ke layar lebar lewat film “Kisah Nyata Dukun AS (Misteri Kebun Tebu)” yang dirilis pada 1997. Hingga kini, kasus ini tetap menjadi simbol betapa gelapnya sisi manusia ketika kekuasaan dan mistik berpadu dalam ambisi gila.
Banyak yang masih bertanya-tanya: andai tidak tertangkap, berapa lagi nyawa yang akan melayang di kebun tebu itu?

