BREAKING NEWS

Kisah Djoko Susanto Membangun Alfamart dari Warung Ibunya

Djoko Susanto sedang mencatat pesanan sambil menerima telepon di toko kelontong milik ibunya di Petojo, Jakarta.
Potret lawas Djoko Susanto saat masih mengelola toko kelontong milik ibunya di kawasan Petojo, Jakarta, sebelum mendirikan Alfamart. [Foto: Istimewa]

 Jakarta, relasinasional.com — Nama Djoko Susanto identik dengan kesuksesan jaringan minimarket Alfamart yang kini menjamur di seluruh Indonesia. Namun di balik kejayaan bisnis ritel ini, perjalanan Djoko Susanto dimulai dari sebuah warung kecil milik ibunya di Petojo, Jakarta, lebih dari setengah abad lalu.


Pada tahun 1966, Djoko Susanto yang saat itu baru meninggalkan bangku SMA memilih untuk membantu bisnis keluarga. Ia setiap hari menjaga Toko Sumber Bahagia, toko kelontong yang menjual kebutuhan pokok seperti sabun, minyak goreng, kacang tanah, dan rokok. Dari situlah semangat kewirausahaan Djoko Susanto mulai tumbuh.


Melihat peluang besar di bisnis distribusi, Djoko Susanto kemudian memfokuskan tokonya pada penjualan rokok. Kerja kerasnya membuahkan hasil, usaha kecil itu sukses menjadi distributor utama Gudang Garam di wilayah Jakarta. Keberhasilan inilah yang membuka jalan besar bagi Djoko Susanto.


Pada 1986, kiprah Djoko Susanto menarik perhatian Putera Sampoerna, pemilik PT HM Sampoerna. Ia kemudian dipercaya menjadi direktur penjualan untuk membantu memperluas jaringan distribusi produk rokok Sampoerna. Posisi itu menjadi titik balik penting dalam karier bisnis Djoko Susanto.


Tiga tahun kemudian, pada 1989, Djoko Susanto mendirikan PT Alfa Retailindo untuk mendukung pemasaran produk rokok baru, Sampoerna A Mild. Ia juga mengubah gudang Sampoerna menjadi Toko Gudang Rabat, cikal bakal dari Alfamart yang dikenal saat ini.


Awalnya, Gudang Rabat hanya menjual rokok dan kebutuhan rumah tangga sederhana. Namun berkat visi bisnis Djoko Susanto, toko itu berkembang menjadi model minimarket modern. Memasuki era 1990-an, Gudang Rabat tumbuh menjadi pesaing serius Indomaret dengan 32 gerai aktif di berbagai kota.


Tonggak penting lainnya terjadi pada 18 Oktober 1999, saat Djoko Susanto secara resmi mengubah nama Gudang Rabat menjadi Alfa Minimart. Nama ini kemudian disempurnakan menjadi Alfamart pada 1 Januari 2003. Di bawah kendali dan kepemimpinan kuat Djoko Susanto, Alfamart berkembang menjadi jaringan ritel terbesar di Indonesia.


Kini, Grup Alfamart yang dipimpin Djoko Susanto memiliki lebih dari 23.000 gerai di seluruh Indonesia, termasuk Alfamidi dan Lawson. Kesuksesan ini menjadikan Djoko Susanto sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di sektor ritel nasional. Dari warung sederhana milik ibunya, Djoko Susanto berhasil membangun kerajaan bisnis bernilai triliunan rupiah yang menjadi bagian dari kehidupan jutaan masyarakat Indonesia setiap harinya. (mis/red)

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image