John Wick 4 Jadi Film Aksi Epik yang Abadi
![]() |
| Poster film John Wick 4 menampilkan Keanu Reeves dengan latar Menara Eiffel di Paris, lokasi klimaks pertarungan epik. [Foto: Vidio.com] |
Jakarta — John Wick 4 menjadi salah satu film aksi paling monumental dalam dua tahun terakhir. Keanu Reeves kembali memerankan sang Baba Yaga dalam kisah penuh aksi, pengkhianatan, dan perjuangan terakhir melawan dominasi High Table.
Film dibuka dengan John Wick yang masih diburu setelah kejadian di seri sebelumnya. Ia mengambil langkah berani dengan membunuh The Elder di Maroko demi memutus rantai kendali High Table. Namun, tindakannya justru memunculkan musuh baru: Marquis Vincent de Gramont (Bill Skarsgård), tokoh kejam yang ditunjuk High Table untuk menghabisinya.
Marquis menyerang orang-orang terdekat John, termasuk Winston (Ian McShane), manajer Continental New York. Untuk memperkuat serangan, ia memaksa Caine (Donnie Yen), seorang pembunuh bayaran buta sekaligus sahabat lama John, ikut dalam perburuan. Seorang pemburu misterius bernama Mr. Nobody (Shamier Anderson) juga ikut masuk ke dalam permainan, menambah ketegangan cerita.
John kemudian menemukan peluang untuk keluar dari lingkaran kematian. Ia menantang Marquis dalam duel formal yang diatur tradisi lama High Table. Untuk mengajukan tantangan ini, John harus kembali ke keluarga kriminal Ruska Roma demi mendapatkan kembali statusnya. Perjalanan penuh darah dan peluru membawanya dari Osaka, Berlin, hingga Paris, kota tempat pertarungan klimaks digelar.
Aksi mencapai puncak di duel fajar antara John dan Caine. Pertarungan itu bukan hanya menentukan nasib John, tetapi juga Winston dan jaringan besar yang selama ini berada di bawah bayang-bayang High Table.
Selain Reeves, jajaran pemeran memperkuat cerita: Laurence Fishburne sebagai Bowery King, Hiroyuki Sanada sebagai Shimazu Koji, Rina Sawayama sebagai Akira, Scott Adkins sebagai Killa, hingga Lance Reddick dalam salah satu peran terakhirnya sebagai Charon.
Disutradarai Chad Stahelski dengan naskah Shay Hatten dan Michael Finch, John Wick 4 digarap dengan biaya sekitar USD 100 juta. Film ini sukses besar di box office dengan raihan lebih dari USD 447 juta di seluruh dunia, menjadikannya film terlaris dalam waralaba John Wick.
Penerimaan kritikus juga luar biasa. Rotten Tomatoes mencatat skor 94% dari ratusan ulasan, sementara Metacritic memberikan skor 78/100. Konsensusnya: John Wick 4 tidak hanya menambah intensitas, tapi juga memperluas mitologi dengan tetap menjaga identitas aksi khasnya.
Adegan-adegan laga film ini dipuji karena koreografinya yang inovatif. Dari kejar-kejaran di Arc de Triomphe, duel di Osaka, hingga pertarungan panjang di tangga Sacré-Cœur, semua disajikan dengan estetika visual yang memukau. Chad Stahelski, mantan koordinator aksi, berhasil mengubah kekerasan menjadi sebuah seni visual yang menegangkan sekaligus indah.
Namun, John Wick 4 bukan hanya parade aksi. Film ini juga mengulik tema kebebasan, warisan, dan definisi diri. John berusaha merebut kembali kendali atas hidupnya. Keputusannya di akhir cerita, yang menyelamatkan bukan hanya dirinya tapi juga sahabat lamanya, menunjukkan sisi manusiawi di balik mitos Baba Yaga.
Secara keseluruhan, John Wick 4 tidak sekadar memenuhi ekspektasi, melainkan menetapkan standar baru bagi film aksi modern. Dengan perpaduan cerita mendalam, karakter kuat, dan adegan laga epik, film ini menjelma sebagai karya abadi dalam genre aksi.

