![]() |
Mana Lebih Utama: Puasa Tasu’a atau Asyura? Ini Penjelasannya |
Bireuen — Puasa Tasu’a (9 Muharram) dan Asyura (10 Muharram) menjadi dua amalan sunnah yang sangat dianjurkan Nabi Muhammad SAW di bulan Muharram. Keduanya memiliki keutamaan luar biasa, namun sering muncul pertanyaan di kalangan umat Islam: mana yang lebih utama?
Rasulullah SAW pernah bersabda, "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam." (HR Muslim). Hadis ini menegaskan bahwa Muharram adalah bulan terbaik untuk berpuasa setelah Ramadan.
Di antara amalan di bulan ini, puasa Tasu’a dan Asyura sangat dianjurkan. Nabi juga bersabda: "Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10." (HR Al Khallal). Hadis ini menjadi dasar anjuran untuk menggabungkan keduanya.
Berikut keutamaan kedua puasa ini yang dijelaskan dalam hadis dan pandangan para ulama:
1. Menghapus Dosa Setahun Lalu
Keutamaan paling dikenal dari puasa Asyura adalah sebagai penghapus dosa-dosa setahun yang lalu. Nabi Muhammad SAW bersabda: "Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu." (HR Muslim).
2. Puasa Terbaik Setelah Ramadan
Dalam riwayat Abu Hurairah RA, Nabi ditanya tentang puasa terbaik setelah Ramadan. Beliau menjawab: "Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram." (HR Ahmad, Muslim, Abu Daud). Ini menunjukkan besarnya nilai ibadah puasa di bulan ini.
3. Pahala Berlipat Ganda
Kitab Fadha’ilul Auqat karya Imam Baihaqi menyebutkan, siapa yang berpuasa di hari Asyura akan mendapatkan pahala setara ribuan haji, umrah, bahkan mati syahid. Dalam hadis riwayat Ibnu Abbas RA disebutkan: "Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura, ditulis untuknya pahala ibadah enam puluh tahun termasuk di dalamnya ibadah puasa dan salatnya; diberi pahala seperti sepuluh ribu malaikat; seperti seribu orang yang haji dan umrah; seperti sepuluh ribu mati syahid; seperti memberi makan seluruh orang fakir dari umat Muhammad SAW."
4. Pembeda dari Yahudi
Puasa Tasu’a dianjurkan sebagai pembeda dari kaum Yahudi, yang hanya berpuasa pada 10 Muharram untuk mengenang kemenangan Nabi Musa AS atas Firaun. Dari Ibnu Abbas RA, Nabi bersabda: "Kamu lebih berhak atas Musa daripada mereka, oleh sebab itu berpuasalah!" (HR Bukhari).
Kesimpulan
Secara keutamaan, puasa Asyura lebih utama karena dijanjikan menghapus dosa setahun dan memiliki pahala luar biasa. Namun, Tasu’a tetap penting sebagai pelengkap, pembeda dari Yahudi, sekaligus untuk mengikuti sunnah Nabi yang ingin berpuasa dua hari.
Idealnya, umat Islam berpuasa pada kedua hari tersebut untuk meraih seluruh keutamaannya. Wallahu a’lam.